BONEPOS.COM, MAKASSAR – Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb menyadari teknologi hanyalah tools, hal utama adalah aktualisasi potensi masyarakat selaku aktor dalam setiap proses pembangunan.

Iqbal paham, pentingnya Public Empowerment dalam membangun kota cerdas di Makassar.

Hal ini disampaikan Iqbal saat menghadiri Exhibition, evaluation & presidential lecture Gerakan Menuju 100 Smart City 2019 di Balai Sudirman Jakarta, Rabu (6/11/2019).

“Smart city bukan cuma sekadar penggunaan teknologi. Tapi pelibatan masyarakat dalam setiap proses pembangunan lebih utama,” kata Iqbal.

“Jadi bukan cuma menerima pembangunan, tetapi warga ikut merancang selaku aktor. Public Empowerment itu yang lebih utama dibanding hanya mengandalkan teknologi semata,” sambungnya.

Dalam mendorong daerah Kota Anging Mammiri lebih smart, Iqbal berpesan kepada seluruh aparatur pemerintah di lingkup Kota Makassar agar betul-betul mampu menerjemahkan dan mengimplementasikan Run Makassar dengan tiga pilar utama yang menjadi penyanggah utamanya, yakni Clean, Comfort, and Continuity.

“Smart City itu esensi dari Run Makassar. Dengan tiga pilar utama yang melekat didalamnya, kita berharap tercipta ekosistem lingkungan yang bersih, lingkungan kerja yang bersih, administrasi yang bersih, termasuk juga bersih jiwa dan pikiran. Bagaimana mungkin misalnya aparat bekerja dengan tenang jika dalam prosesnya terus di kejar-kejar akibat bersoal dengan hukum,” tegasnya.

Dalam acara exhibition 100 Smart City, Pemkot Makassar tampil memperlihatkan sejumlah capaian program Smart City yang sudah dilaksanakan selama ini.

Iqbal terlihat hadir bersama sejumlah pejabat di lingkup Pemkot Makassar, diantaranya Kepala Dinas Penanaman Modal-Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP), Andi Bukti Djufri, Sekretaris Dinas Kominfo Kota Makassar, I Nyoman Aria Purnabawa, serta sejumlah pejabat lainnya di lingkup dinas kominfo Makassar.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate saat membacakan sambutan meminta komitmen seluruh pemimpin daerah untuk mendukung Indonesia menuju digital nation dengan mendorong 100 kota untuk menyusun dan mengimplementasikan rencana induk smart city demi peningkatan pelayanan publik di Indonesia.

“Bappenas memperkirakan penduduk Indonesia bisa menembus 321 juta jiwa di tahun 2045. Di tahun itu penduduk akan terkonsentrasi di perkotaan dengan angka 63,1 persen dari jumlah populasi. Ini artinya seluruh stakholder perkotaan harus bersiap dengan kondisi ini, termasuk memperhatikan komponen pendukung smart city, diantaranya smart economy, smart people, smart governance, smart mobility, smart environment, dan smart living,” papar Johnny. (ril)