BONEPOS.COM. Denpasar – Rencana Menteri Pariwasata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wisnutama Kusbandio dan Wakil Menparekraf Angela Tanoesudibyo untuk mengembangkan Bali dan Toba menjadi destinasi yang ramah wisata muslim memicu reaksi luas masyarakat Bali.

Sejumlah tokoh baik tokoh adat maupun politisi ramai-ramai menolak rencana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.

Salah satunya Gubernur Bali I Wayan Koster. Ia menegaskan pariwisata di daerahnya sudah berlangsung lama dan diterima oleh berbagai agama di dunia. Karena itu, wacana yang diusung Kementerian Pariwisata mengembangkan Danau Toba dan Bali menjadi destinasi yang ramah muslim tidak perlu digaungkan lagi.

“Bali tetap akan menerapkan pariwisata budaya berbasiskan kearifan lokal. Pariwisata dan turis yang datang ke bali berasal dari berbagai negara dengan agama yang juga berbeda, dan selama ini tidak ada masalah,” tambahnya.

Menurut Koster, sesuatu yang sudah berjalan baik jangan sampai diubah lagi dengan alasan yang tidak masuk akal. Semua akomodasi wisata di Bali bisa menerima siapa pun, bisa melayani siapa pun. Branding Bali sebagai pariwisata budaya berbasiskan kearifan lokal jangan diutak-atik lagi.

Sebelumnya anggota DPR dari Fraksi PDIP I Wayan Sudirta mengatakan, wacana yang dilontarkan Menpar Wisnuthama bisa memprovokasi

suasana yang sudah rukun akan tergosok-gosok, membuat orang tersingggung, dan menimbulkan suasana psikologis yang tidak nyaman.

“Jangan sampai tanpa disadarinya, pernyataan Menpar justru mengadu domba umat Hindu dengan umat Muslim,’’ kata Sudirta.

Sudirta minta Menteri Pariwisata Wisnuthama mendengar dan menyerap lebih banyak lagi tentang nilai-nilai budaya Bali,

menyandingkannya dengan prinsip-prinsip bernegara yang berdasarkan Pancasila dan menjaga budaya Nusantara yang Bhinneka ini secara baik.