BONEPOS.COM, BONE – Kontraktor yang mengerjakan proyek pengaspalan di Ponre Bone, PT. Lompulle, Haji Haeruddin, angkat bicara soal kondisi proyek yang mengalami kerusakan.
Haji Haeruddin berdalih, kerusakan pada proyek yang tengah dikerjakanannya itu diakibatkan force majeure (faktor alam).
“Ini force majeure dinda, kemarin itu turun hujan, keras air mangalir dari gunung sangat besar sehingga terjadi longsor,” ungkap Haji Haeruddin saat dikonfirmasi Bonepos.com.
“Proyek ini juga tidak ada talud, yang ada hanya decker,” tambahnya.
Proyek pengaspalan di Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, bermasalah. Jelang penyelesaian pengerjaan. Proyek yang menghabiskan anggaran Rp 24 miliar itu justru terjadi ambles.
Diketahui, proyek pengaspalan yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU dan Ptr) Bone itu, sumber anggarannya berasal dari dana hibah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan dikerjakan oleh PT Lompulle, kontraktor asal Kabupaten Soppeng.
Proyek yang ditarget rampung 28 Desember 2019 itu terbagi menjadi 2 segmen atau paket kegiatan. Untuk segmen 1 dikerjakan oleh PT Lompulle dengan nilai kontrak Rp 24.076.193.190,13, untuk ruas Bakunge – Palacari dengan panjang 17.350 meter (17,3 Km).
Sementara itu, pada segmen 2, proyek hotmix tersebut dikerjakan oleh PT Bumi Ambalat, kontraktor asal kota Makassar, dengan nilai kontrak sebesar Rp 10.689.975.203,66 untuk ruas Bakunge – Lonrong dengan panjang 7.850 meter (7,8 Km).
Berdasarkan pantauan Bonepos.com, Kamis (26/12/2019) kemarin, hamparan aspal hitam di ruas jalan rintisan itu terlihat retak-retak. Bahkan ada bagian yang nyaris putus. Tidak sampai disitu saja, material tanah juga berhamburan di lokasi.
Kondisi ini makin diperparah, lantaran pada bahu jalan yang terbilang curam dan ekstrim, tidak dilengkapi talud atau beronjong sebagai penahan dinding tanah dan tebing. Diduga, terjadi kesalahan perencanaan dalam pengerjaan proyek tersebut.
Kapolsek Ponre, Iptu Samanhudi yang dikonfirmasi Bonepos.com, mengakui, terjadi kerusakan jalan pada proyek baru di poros Salebba-Mappesangka. Dia tidak menampik dugaan terjadi kesalahan dalam proses pengerjaan proyek itu.
“Masih dalam proses pengerjaan, terjadi itu (semacam longsor jalan, red) kejadiannya sudah beberapa hari yang lalu, mungkin karena tidak ada taludnya, saya tidak paham juga,” akunya. (her/ril)

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.