BONEPOS.COM, BONE – Suatu hari, Bono (28) bingung. Sudah ratusan surat lamaran pekerjaan yang dia masukkan ke perusahaan-perusahaan. Hasilnya, tak satu pun berhasil.
Pengalaman pahit ini pun, ingin dicurahkan kepada teman ngopinya. Namanya Popo (27). Sehari-hari, Popo melakoni pekerjaan tukang seduh kopi. Maklum, punya kedai, namanya Enak Tenang.
Popo terbilang orang berkecukupan di daerahnya. Tidak banyak mau pusing. Apa saja dilakoni. Yang penting halal dan berkah.
Suatu waktu, Bono menghubungi Popo untuk bertemu. Popo menyanggupi. Kedai Beruntung, jadi lokasi bertemu.
Melihat kondisi Enak Tenang sedang sepi, Popo meminta izin kepada mantan pacar alias istri untuk keluar sejenak. Menemui Bono.
30 menit kemudian, Bono dan Popo akhirnya bertemu. Dengan suaranya yang khas, Bono menyapa Popo.
“Lama tak jumpa Cikali (sebutan khas Bono kepada Popo),” ucap Bono.
“Kau semenjak ada gebetan baru, nulupakamma,” balas Popo.
Melihat kondisi kekinian sahabatnya itu, Bono minta wejangan Popo. Bono bosan, lamaran pekerjaan selalu ditolak.
“Bukan ka mau gurui nah No, tetapi lebih kepada berbagi pengalaman ja’ kodong. Apalagi soal pekerjaan. Masih minim ji’ saya ku tahu. Nu tahu mi juga bikin ja kedai,” kata Popo.
“Kalau saya No, pernah ka baca dan dengar perkataan orang, kalau mau ki sukses harus ada enam tangan,” sambungnya.
Seketika Bono, heran. Dia terdiam mendengar perkataan Popo. Dalam hatinya, bagaimana bisa ada manusia punya enam tangan. Dia pun geleng-geleng kepala.
“Manusia apa mi itu enam tangan?,” tanya Bono.
Popo cekikikan dengan pertanyaan Bono. “Itu perumpamaan saja. Bukan harus manusia punya enam tangan,” akunya.
Popo melanjutkan, enam tangan yang dimaksudnya adalah garis tangan, campur tangan, tanda tangan, buah tangan, jabat tangan, dan usaha tangan.
Mendengar jawaban sahabatnya, Bono baru mengerti.
“Pantasan surat lamaran ku tidak diterima. Surat lamaran kerja ku saja tidak saya tanda tangan,” sebutnya.
Seketika Popo pun, tepok jidat. (Coffee Morning Redaksi Bonepos)
Tinggalkan Balasan