Ada Luka di Tanggal Cantik
BONEPOS.COM, BONE – Bono tidak habis pikir. Konsep matang yang dipersiapkan di tanggal cantik (2/2/2020), hasilnya tak sesuai harapan.
Bono ditolak perempuan yang baru dia kenal lima hari sebelumnya. Namanya Bina. Awal pertemuan mereka terjadi saat keduanya berpapasan di pasar malam.
Awal pertemuan, Bono langsung jatuh hati. Bukan tanpa alasan. Wajah sang perempuan begitu putih nan menawan. Bono langsung kesemsem.
Tak butuh waktu lama, sejurus perkenalan dilayangkan Bono. Hasilnya, nomor telepon sekaligus WhatsApp, sukses diperolehnya.
Dua hari pasca pertemuan, komunikasi Bono dengan Bina, makin intens. Tak ayal, Bono mengklaim merasakan ada sesuatu berbeda di dalam hatinya. Dia menyebutnya, getar cinta.
“Itu bagus ji prosesnya, apanya yang salah?,” tanya Popo yang sedari tadi melihat tingkah sedih Bono.
“Tunggu dulu, selesai cerita baru dikomentari Cikali,” balas Bono.
Lanjut Bono, pada saat dia mengajak ketemuan, si calon menyetujui. Kafe Kenangan jadi lokasi janjian.
“Singkatnya, pas sampai di kafe saya langsung menyatakan perasaan ku ke dia. Tidak lama, dia langsung marah dan pergi begitu saja,” ucap Bono.
“Saya bingung, kok dia langsung marah pas saya menyatakan perasaan,” tambahnya.
Mendengar cerita Bono, Popo langsung berpikir terkait apa yang harus dikatakan untuk menghibur sang sahabat.
“Begitulah perasaan. Tidak bisa dipaksakan. Kadang kala, kita harus merasakan perih lalu menikmati kesenangan. Kau juga, sesingkat itu langsung menyatakan cinta. Jalani dulu,” papar Popo.
“Saya juga heran, saya kira ada pacarmu dulu. Mana mi itu cewek mu,” tanya Popo.
Seketika Bono terdiam. Dia baru tersadar, upaya membuka hati untuk wanita lain di tengah konflik adalah perbuatan yang salah.
“Ributka sama cewek ku. Eh ketemu ka itu cewek (Bina). Nakasih ka sinyal. Saya kira cinta. Ternyata luka. Ku tembak tommi di tanggal cantik. Berharap ada pacar baru ku,” ucap Bono seraya geleng-geleng kepala.
Popo langsung berdiri. Dia kaget melihat wanita yang notabene pacar Bono duduk di belakang Bono.
Tak berselang lama, Popo pamit dan memijat bahunya Bono. “Sabar ko Cika. Dunia ji ini. Duluan ka. Selesaikan mi dulu urusanmu sama pacarmu. Itu duduk di belakang,” ujar Popo seraya tersenyum dan berlalu pergi ke tempat parkir.
Mendengar celotehan Popo, leher Bono menegang. Badannya kaku seketika. Gelas kopi yang dipegangnya, bergetar. Dia tak tahu harus mau ngomong dari mana. Setelah tahu pacar aslinya ternyata ada di dekatnya.
Setelah menghela napas, Bono kemudian membalikkan badan. Betapa terkejutnya dia. Ternyata, doi lagi pasang headset di telinganya.
“Untung, untung dia tidak dengar,” sebutnya dalam hati sambil mengelus dada. (Coffee Morning)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.