BONEPOS.COM – Enam anak di kawasan Sepinggan Raya, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), menjadi yatim piatu setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia di hari yang sama. Kisah pilu mereka yang telantar setelah ditinggal ayah dan ibunya, menjadi viral di media sosial.

Warga yang merasa iba dan tergerak hatinya melihat kondisi enam anak yang masih kecil-kecil ini. Anak tertua bernama Ali Mardani, masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Anak kedua bernama Alika Mardani, pelajar kelas 1 SD.

Kemudian anak ketiga bernama Alifa Alfira Mardani yang masih berusia enam tahun. Tiga saudara mereka lainnya masing-masing Aldo Lilah Mardani berusia 4 tahun, Dira Naura Mardani berusia 2 tahun, dan si anak bungsu, seorang bayi bernama Syafayanti Bulan Mardani yang baru berusia 1 bulan 7 hari.

Keduanya meninggal di hari yang sama, pada Minggu (23/2/2020) lalu. Sang ibu, Siti Hardyanti Ode (27) lebih dulu meninggal, enam jam kemudian disusul sang ayah Yahya Hardani (33).

Saat ini, keenam anak yatim piatu itu dirawat oleh kakek neneknya, Mustafa (53) dan Wa Ode Rusdiana (48), orang tua dari sang ibu. Namun, enam bocah malang ini juga mesti hidup dengan kondisi kekurangan.

Sang nenek, Wa Ode Rusdiana menjelaskan kedua orang tua cucu-cucu mereka meninggal dunia lantaran mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Putrinya Siti Haryanti meninggal lebih dulu. Pasca melahirkan si bungsu, korban terus mengalami tekanan darah tinggi hingga puncaknya harus dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia.

Kepergian Siti disusul sang suami, yang juga meninggal akibat hipertensi. Korban saat itu sempat dilarikan ke rumah sakit setelah mengetahui istrinya meninggal.

Akan Tetap Dirawat Sang Nenek

Wa Ode Rusdiana mengatakan, akan berusaha sekuat tenaga merawat enam cucunya. Dia berpegang teguh pada pesan sang putri saat masih hidup. Siti Hardyanti Ode pernah mengatakan, jika terjadi sesuatu kepada dirinya, keenam anak itu harus dirawat oleh sang ibu. Sesulit apapun kondisinya.

“Anak saya itu pernah berpesan, bila mana terjadi apa-apa pada saya Mak, anak saya tolong dipelihara bagus-bagus. Jangan dikasihkan ke orang atau kalau ada orang-orang panti yang meminta atau keluarga dari mana pun, termasuk dari pihak suami. Walaupun keluarga dekat jangan, saya mohon mamak aja yang rawat,” kata Wa Ode Rusdiana menyebutkan pesan putrinya.

Wa Ode Rudiana juga dipesankan, jika memang tidak sanggup menghidupi enam anaknya, tidak perlu khawatir. Siti meminta ibunya lebih baik meminta tolong kepada tetangga karena pasti ada yang mengulurkan tangan membantu.

“Kalau mamak tidak sanggup kasih makan anak saya, minta tolong kepada tetangga. Tidak mungkin tidak ada yang membantu memberikan beras. Insya Allah, pasti ada yang bantu. Nanti anak saya yang membawa jalan yang lurus ke mamak,” katanya.

Bahkan, Siti juga berpesan kepada ibunya agar tidak perlu bersedih berlarut-larut. Dia meyakini enam anaknya akan tumbuh besar menjadi anak baik yang akan membuat neneknya bangga.

“Saya pernah juga ditipu orang. Saya mau berangkat umrah dari anak saya itu, tapi gagal. Kata anak saya, cucu saya ini yang akan memberangkatkan saya. Mudah-mudahan saya panjang umur. Pesan itu yang saya pegang,” katanya.

Wa Ode Rudiana mengakui, tidak mudah untuk merawat keenam cucunya. Apalagi, hidupnya juga berkekurangan. Namun, dia akan berusaha melakukan yang terbaik untuk merawat mereka hingga dewasa.

“Tetap saya rawat, biar bagaimana pun. Kalau nanti saya didak sanggup, masih ada keluarga-keluarga saya yang bisa membantu,” katanya.

Sementara hingga saat ini bantuan masyarakat terus mengalir untuk enam anak yatim piatu itu. Mereka memberikan dukungan moril dan santunan maupun kebutuhan sembako. Warga berharap dan berdoa keenam anak yatim piatu itu bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan berbakti kepada orang tuanya.