BONEPOS.COM, BONE – Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone, Sunardi Nurdin, menepis isu pupuk langka di Bone.

Hal itu diungkapkan Sunardi Nurdin pada Rapat bersama distributor dan pengecer pupuk, di Kantor Dinas setempat, Selasa (2/6/2020).

Sunardi Nurdin mengatakan, ketersediaan pupuk di Kabupaten Bone tidak langka.

“Kenyataannya di lapangan tidak ada kelangkaan, cuma memang pendistribusian pupuk ini perlu diperlancar,” kilahnya.

Selain itu Nurdin menegaskan, apapun alasannya pupuk harus ada tersedia dan minimal ada di kios sebelum musim tanam, sehingga tepat waktu.

Abbas salah seorang pengecer yang juga petani mengungkapkan, masalah kendala pendistribusian pupuk.

“Kendalanya, saat puncak pemakaian pupuk selalu bersamaan,” tuturnya.

“Saya juga dapati RDKK di lapangan rata-rata petani punya lahan tiga hektare ke atas dan ada memasukkan nama anaknya dan istrinya sehingga susah terkendali siapa yang pakai pupuk non subsidi dan siapa pakai pupuk subsidi. Jadi seharusnya ada pendataan akurat mulai dari kelompok tani dan kepala desa,” ungkapnya.

Keluhan sama diungkapkan Haji Darwis pengecer pupuk dari Kecamatan Kahu bilang, ketersediaan pupuk di gudang memang kadang tidak ada.

“Kalau dikatakan ratusan ton tersedia di gudang produsen itu saya kaget karena tidak ada stok Petro, kecuali kalau hari ini pupuk baru datang. Sehingga waktu itu kami terpaksa beli pupuk organik 18 ton untuk menutupi kekurangan pupuk ke masyarakat,” keluh Darwis.

Sebelumnya, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bone, Herman mempertanyakan keberadaan kuota pupuk bersubsidi.

Lantaran, tidak sedikit petani yang menjerit kesusahan mendapatkan pupuk bersubsidi saat musim tanam tiba.

“Kami memahami kuota pupuk bersubsidi berkurang dari 95 ribu ton menjadi 86 ribu ton. Kemana itu yang 86 ribu ton?,” ujar Herman.

Herman melanjutkan, pada saat petani butuh pupuk. Justru pupuk semakin susah diperoleh.

Harusnya, kata Herman, sebelum memasuki musim tanam, kelompok tani sudah memasukkan RDKKnya. Sehingga kebutuhan petani sudah bisa ditaksir jauh hari sebelum musim tanam tiba.

“Pupuk langka. Distributor dan Pengecer yang tidak mampu memenuhi kebutuhan petani diharap berhenti saja, karena merugikan petani,” tegasnya. (sug/ril)