Kedatangan vaksin di Indonesia merupakan bagian penanganan Covid-19. Namun, kedatangan vaksin tak serta – merta menghilangkan krisis pandemi yang kini terjadi. Butuh sebuah aktualisasi yang matang untuk memahami efektivitas kebijakan vaksinasi terhadap upaya pemulihan kehidupan Indonesia dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu penting untuk dipastikan dahulu bagaimana kecukupan sistem logistik vaksin, hingga soal pendistribusian vaksin Covid-19. Semua tantangan tersebut harus benar – benar dipikirkan secara matang.

Vaksin Covid-19 dari negara Cina baru saja diumumkan pemerintah dan telah tiba di Indonesia pada hari Minggu, 6 Desember 2020. Vaksin ini merupakan salahsatu dari enam vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi Indonesia. Program vaksinasi Covid-19 yang digagas pemerintah ini diharapkan memberi kekebalan imunitas tubuh (herd immunity) bagi masyarakat Indonesia.

Sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, 16 Desember 2020, vaksinasi ini bersifat gratis sehingga dapat memberi akses layanan vaksin seluas mungkin bagi masyarakat Indonesia. Bahkan Presiden Jokowi mengatakan dirinya siap menjadi penerima pertama vaksin Covid-19 demi memberi kepercayaan pada seluruh masyarakat Indonesia kalau vaksin Covid-19 yang digunakan oleh pemerintah Indonesia ini aman dan tidak berbahaya.

Pemerintah Indonesia hingga saat ini memang sudah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin jadi milik Sinovac dan menunggu izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Sisanya masih ada 1,8 juta dosis vaksin jadi Sinovac yang akan datang lagi pada bulan Desember 2020. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia bahkan sudah mengungkapkan jika mereka telah mengamankan 155 juta dosis vaksin dan berencana untuk mengusahakan kedatangan tambahan vaksin lanjutan.

Strategi Perencanaan

Adanya jumlah dosis 1,2 juta yang sudah tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020 lalu, maka masih ada 1,8 juta dosis yang rencananya akan dikirim ke Indonesia pada Januari 2021 mendatang. Selain itu pemerintah Indonesia sudah melakukan pemesanan sebanyak 122,5 juta dosis yang akan datang ke Indonesia secara bertahap dan selesai pada Januari 2022.

Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, pemerintah sudah menyiapkan anggaran pengadaan vaksin dan vaksinasi gratis yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 dan Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp. 18 Triliun Rupiah. Anggaran vaksin diambil dari anggaran kesehatan program PEN yang berjumlah Rp. 95 Triliun Rupiah. Instruksi penggunaan anggaran ini mengikuti arahan dari Presiden Jokowi yang berharap semua Kementerian dan lembaga supaya memprioritaskan pengamanan Covid-19 untuk kegiatan vaksinasi.

Meskipun Indonesia telah memberitakan perkembangan positif terkait kehadiran vaksin Covid-19, akan tetapi ribuan kasus baru masih saja terjadi setiap hari. Dari sisi pemulihan, hingga saat ini Indonesia masih tertinggal dibelakang negara Vietnam. Karena itulah perlu ada perencanaan strategis untuk memantapkan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Salahsatunya membentuk persepsi positif tentang vaksinasi Covid-19 sebagai antisipasi dari penularan virus Covid-19.

Target besar perencanaan strategis inilah yang diharapkan pemerintah supaya masyarakat berpartisipasi dalam vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Sebagaimana diumumkan Presiden Jokowi, seluruh rakyat Indonesia diberi hak mendapatkan vaksinasi, tanpa dipungut biaya alias gratis karena seluruh biaya vaksinasi sepenuhnya akan ditanggung oleh negara. Keputusan populis pemerintah dalam memberikan vaksin Covid-19 secara gratis ini jelas merupakan solusi taktis perencanaan strategis pemerintah Indonesia supaya negara dapat kembali menjalankan rutinitasnya secara normal.

Peran Sosialisasi

Jika mengamati perjalanan sejarah, penemuan vaksin merupakan prestasi riset yang sangat berarti bagi dunia kesehatan secara global. Dalam perjalanan waktu paruh terakhir abad ke-20, semua penyakit menjadi sirna sejak ditemukannya vaksin (Mandal, 2012). Kata Vaksin itu sendiri berasal dari istilah latin Variolae vaksin cinae (cacar sapi) yang kemudian terus dipakai dalam banyak riset temuan hingga hari ini.

Vaksin merupakan sediaan zat anti genik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif pada tubuh manusia. Vaksin dibuat dari bakteria, riketsia dan dapat juga berupa suspense organisme hidup, inaktif , fraksi-fraksinya atau toksoid. (Kemenkes RI, 2014).Vaksin pertama yang dikembangkan di dunia adalah vaksin cacar oleh Edward Jenner, dokter Inggris di Berkeley. Ia menemukan vaksin berangkat dari pengalaman orang yang minum susu dari sapi cacar yang relatif kebal terhadap penyakit cacar.

Pada fase berikutnya vaksin diperuntukan untuk mencegah penyakit polio, campak, rubella, difteri dan beberapa jenis penyakit langka lainnya.Inilah yang kemudian mendorong kepercayaan masyarakat seluruh negara dunia terhadap vaksin menjadi sangat meningkat. (Mandal, 2012). Besarnya guna vaksin bagi pemulihan kesehatan masyarakat dunia ini pula yang diharapkan memberi solusi terbaik bagi masalah Covid-19 yang sangat meresahkan masyarakat seluruh negara dunia saat ini.

Memang harus diakui jika krisis pandemi Covid-19 dan segala kompleksitas masalah sebagai akibat Covid-19 tak berhenti pada masalah vaksinasi saja. Apalagi jika dilihat dari nilai kerugian masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang amat besar dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Maka vaksinasi jelas bukan satu – satunya solusi akhir bagi hulu dan hilir penanganan masalah Covid-19.

Namun demikian, adanya vaksinasi dapat memberi nilai efektivitas bagi negara dan juga pemulihan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Karena sejak pandemi Covid-19,ada jutaan pekerja di Indonesia yang harus kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan. Begitu juga dengan kerugian negara yang faktanya secara ekonomi telah terpuruk dalam jurang resesi ekonomi yang sangat dalam.

Jika negara tak segera mengambil langkah yang luar biasa untuk meminimalisir segala ancaman buruk dari Covid-19, maka nilai kerugian masyarakat dan negara akan terus berlipat ganda hingga beberapa tahun mendatang. Dan, tentu saja akibatnya menghadirkan penderitaan serius bagi banyak orang. Karena itu, keputusan pemerintah Indonesia dalam menanggung semua pembiayaan vaksinasi Covid -19 layak disebut sebagai langkah taktis yang memberi banyak nilai mamfaat.

Upaya pemberian vaksin Covid-19 gratis kepada masyarakat menjadi kekuatan negara untuk responsif melawan wabah pandemi Covid-19. Oleh karenanya, semua institusi negara baik itu kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, sejatinya berperan aktif dalam sosialisasi program ini. Karena jika vaksinasi Covid-19 berjalan sesuai rencana, maka pemulihan semua aspek kehidupan masyarakat juga akan dapat segera dimulai.

Penulis:
Haris Zaky Mubarak, MA
Sejarawan dan Direktur Jaringan Studi Indonesia