BONEPOS.COM, BULUKUMBA – Ketersediaan stok darah di Bulukumba mengalami penurunan. Padahal selama pandemi permintaan darah semakin tinggi. Sebab, setiap hari ada yang membutuhkan darah.

Hal ini berawal dari keresahan salah seorang warga di Kabupaten Bulukumba, Ardi.

Menurutnya, setiap hari pasti dan selalu saja ada postingan warga yang membutuhkan darah.

“Bagaimna solusinya itu? Resahka ku rasa, kasihan sama orang yang butuh,” ucap Ardi melalui pesan WhatsApp kepada Boneposcom, Senin (28/12/2020).

Menanggapi hal itu, Koordinator Pelayanan Darah RSUD Bulukumba, Sri Ayuba juga mengeluhkan hal sama.

Diakui, kelangkaan darah terjadi karena tingkat kepekaan dan kesadaran masyarakat untuk mendonor masih sangat kurang. Ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Menurut data yang diterima Boneposcom, Senin (28/12/2020), pasokan darah di Unit Transfusi Darah RSUD masih tersedia, meski jauh dari kata cukup. Seperti stok golongan darah A tersedia 2 kantong. Golongan darah B tersedia 8 kantong. Golongan darah O tersedia 8 kantong. Dan, golongan darah AB untuk saat ini sedang kosong.

Menurut Ayu sapaannya, setiap hari selalu ada pasien yang butuh transfusi darah. Biasanya, kebutuhan darah lebih dominan digunakan kepada pasien interna atau penyakit dalam. Kemudian yang kedua, pasien obgyn atau pasien persiapan SC. Juga pada pasien yang mengalami perdarahan.

Meski dalam keadaan krisis stok darah, pihaknya selalu berupaya maksimal agar pasien yang membutuhkan darah tetap bisa terbantu. Apalagi kata Ayu, stok darah di UTD tidak boleh kosong. Maka langkah antisipasi yang diambil yakni, mempersiapkan donor darah pengganti.

“Kami pakai dulu stok darah yang ada. Kemudian kami memotivasi keluarga pasien untuk bisa mencari donor darah pengganti,” jelas Ayu saat ditemui di UTD RS.

Ayu juga mengungkapkan, selama pandemi pengadaan darah melalui mobile unit yang dilaksanakan tiap tiga bulan sekali juga mandek. Sebabnya adalah pandemi Covid-19 yang masih merebak.

“Jadi selama Covid-19 kita dibatasi kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang banyak. Karena kita harus patuhi protokol kesehatan,” curhatnya.

Namun untuk kekurangan-kekurangan yang ada, pihaknya tetap melakukan kiat-kiat dengan memberi dukungan kepada keluarga pasien agar mau bersinergi mencari pendonor.

“Kesadaran masyarakat yang dengan sukarela datang mendonorkan darahnya harus lebih ditingkatkan,” harapnya. (kia/ril)