BONEPOS.COM, BANTAENG – Kabupaten Bantaeng terus melakukan terobosan untuk menekan angka anak putus sekolah, tak terkecuali di masa pandemi.

Menurut data Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kabupaten Bantaeng, jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas tahun 2019 yang bisa membaca sebanyak 145.902 dari jumlah keseluruhan sebanyak 151.111 penduduk.

Jumlah anak putus sekolah tingkat SD/MI sebanyak 0,12 persen atau 27 orang dari total siswa yakni 21.834 di tahun ajaran 2019-2020.

Sedangkan untuk siswa tingkat SMP/MTs yang putus sekolah sebanyak 0,32 persen atau 32 orang dari 9,946 jumlah siswa tahun ajaran 2019-2020.

Dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Haris menjelaskan, sepanjang tahun 2019-2020 tidak ada peningkatan angka signifikan yang disebabkan pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 lalu.

“Tidak ada penambahan karena layanan pendidikan tetap berjalan sesuai tahun ajaran dengan PJJ dengan dua sistem yakni luring dan daring,” tegasnya.

Hal ini juga didukung dari kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang melanjutkan program dari visi misi Pemkab Bantaeng melalui pemberian bantuan perlengkapan sekolah seperti baju, celana, sepatu, kaos kaki, tas sekolah.

Untuk seluruh siswa baru dari TK, SD, SMP, dan sederajat. Dengan memberikan semangat kepada para murid agar tetap bersemangat belajar meski dari rumah.

Selain itu, Muhammad Haris juga menghadirkan inovasi yang edukatif yakni One Tracher One Innovation dan One School One Innovation. Yang telah berlangsung sejak 2 Mei 2020 lalu.

“Melalui inovasi ini tenaga pendidik lebih mudah memahami materi ajar. Bahkan melalui program inovasi ini guru diharapkan mampu membangun kegiatan pembelajaran yang merdeka bagi siswa untuk belajar dan merdeka bagi guru untuk mengajar,” bebernya, Rabu (13/1/2021).

Program inovasi ini bertujuan agar tenaga pendidik lebih mampu mengembangkan standar kompetensi, baik profesionalismenya, pedagogiknya, kepribadiannya, dan sosialnya.

“Sehingga siswa memiliki kebebasan beimprovisasi dalam belajar, kritis, dan memahami keberagaman,” katanya.

Dari program ini juga sudah menghasilkan 1.500 inovasi dan sempat dibukukan sebanyak lima jilid buku inovasi guru sepanjang tahun 2020.

Lanjut kata Muhammad Haris, program ini akan dilombakan di tingkat kabupaten sebagai rangkaian hari jadi Bantaeng yang akan berlangsung Desember mendatang. (kia/ril)