BONEPOS.COM, BONE – Pembina Mapala To Ri Sompae angkat bicara soal kematian Irsan (19), mahasiswa IAIN Bone yang pulang dari Pendidikan Dasar (Dikdas), Senin (15/3/2021).

Saat dihubungi, Pembina Organisasi Mapala To Ri Sompae Silviah mengatakan, sempat kaget mendengar kabar tersebut. Padahal 2 hari sebelumnya peserta pulang, dia sempat mengunjungi lokasi camp-nya di Desa Bacu.

Bahkan pada saat itu, dirinya sempat memeriksa fisik semua peserta yang berjumlah 7 orang, dan tidak ada ditemukan luka fisik sedikitpun di tubuh mereka.

“Saya sempat periksa fisik semua peserta , bahkan saya sengaja minta baju mereka dibuka dan celana digulung sampai paha supaya bisa lihat keadaan mereka,” beber Silviah.

Lanjut kata Silviah, dari hasil pemeriksaan fisik ke peserta Dikdas tidak terdapat luka lebam di tubuh korban, hanya saja memang ada luka di bagian wajah korban, tapi dari pengakuan korban hari itu, bahwa dia sempat tersangkut kayu.

Jika dikaitkan dengan adanya kekerasan fisik selama di lapangan, Silviah membantah hal itu. Lantaran dia menyaksikan sendiri tidak ada kekerasan fisik.

“Bahkan pada malam penjemputan semua peserta sehat-sehat saja, dan tidak ada mengeluhkan apapun, makanya ketika saya mendengar kabar kematian almarhum saya kaget dan merasa kehilangan. Kami dari pihak kampus menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian almarhum,” ucapnya.

Sementara itu, informasi dari kakak korban bernama Irmawati saat dikonfirmasi mengaku, sejak Irsan dibawa pulang ke rumah, kondisinya memang sudah sangat drop bahkan menurut temannya, Irsan saat dibawa ke kampus justru sudah dipapah temannya.

“Sejak pulang di rumah, Irsan hanya tinggal baring dan mengeluhkan sakit di seluruh badannya, dan memang ditemukan banyak luka lebam pada bagian, lengan, punggung, paha dan betisnya dan itu bengkak,” ujar Irmawati. (*)