BONEPOS.COM, MAKASSAR – Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar bedah buku “Perjalanan Panjang Dari Padanglampe Merekonstruksi Karakter Bangsa” di Masjid Nurul iman, lantai 10 Menara UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (3/5/2021).

Bedah buku yang dirangkaikan dengan perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini sekaligus rangkaian menuju puncak Perayaan Milad UMI ke 67 pada 23 Juni 2021 mendatang.

Dalam kegiatan bedah Karya Master Piece milik perguruan tinggi berjargon ilmu amaliah, amal olmiah, dan akhlaqul karimah ini, panitia menghadirkan sejumlah pembicara yang menjadi narasumber dan pembahas.

Narasumber diantaranya, Rektor UMI Prof. Basri Modding, Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof Mansyur Ramly, Kepala LLDikti Wilayah IX Prof Jasruddin Daud, Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Fathur Rokhman.

Sedang pembahas yakni Sekretaris Jenderal Federation Islamic Medical Association (FIMA) Prof Abdul Rashid Abdul Rahman (Malaysia) Rektor Universitas Islam Sultan Agung periode 2014-2018 Prof Anis Malik Thoha.

Kemudian, Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Prof Nasaruddin Umar, Direktur PT Media Harian Fajar Faisal Syam.

Ketua Tim Penyusun Buku Prof Hattah saat memandu diskusi panel online dan ofline ini memberikan gambaran umum tentang cita-cita besar di balik kehadiran buku yang menyatukan keluarga besar UMI.

“Setidaknya ada beberapa hal terkait penggambaran di buku ini seperti Desa Padanglampe sebagai episentrum pengembangan karakter. Kemudian, ada transformasi pengembangan karakter Universitas Muslim Indonesia (UMI) menjadi sebuah semangat untuk pengembangan yang siftanya nasional. Juga memberikan gambaran trasformasi pendidikan karakter di UMI dari hulu hingga hilir,” ungkapnya.

Rektor UMI Prof Basri Modding berujar, Pesantren Darul Mukhlisin UMI Padanglampe adalah gambaran sederhana kehidupan masyarakat lingkup UMI secara umum.

“Intinya, kita ingin memperkenalkan bahwa di UMI itu ada Pesantren Padanglampe. Padanglampe merupakan produk program unggulan UMI dalam mendorong pendidikan karakter dalam menghasilkan luaran manusia yang ulul albab,” kata Guru Besar FEB UMI ini.

“Untuk menghasilkan itu maka ada dua, yaitu ingin memadukan karakter moral, terdiri dari keimanan, ketakwaan, kejujuran dan rendah hati dengan karakter kinerja, yaitu kerja keras, ulet, tangguh, tak mudah menyerah dan tuntas,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala LLDikti Wilayah IX Prof Jasruddin, sejak ia mengenal dan mengetahui pendidikan karakter berbasis pencerahan qalbu pesantren yang dimiliki UMI ini, ia langsung tertarik.

“Saya mengenal Padanglampe tahun 2014 ketika anak saya di sana. Saya setiap hari Ahad ke sana. Sebagai seorang pendidik saya sangat sepakat dengan judul ini. Padanglampe ada satu praktik yang sangat cocok dianggap sebagai basis pendidikan karakter,” tuturnya.

Di sana mahasiswa akan didorong untuk mengembangkan karakternya menjadi manusia yang berkualitas sejkaligus berakhlak mulia. Pendidikan karakter itu bukan sesuatu yang diajarkan tapi dikembangkan. Dan ini yang dilakukan di sana.

Menurutnya, salah satu program nasional yang digagas Kemendikbud dan Ristek, Nadiem Makarim yakni Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna di masa depan.

“Sangat tepat momentum 2 Mei, sesuai tema nasional serentak Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka Beda buku UMI ini. Program di padanglampe sudah menerapkan meredeka belajar karena prioritaskan praktek dan pembentukan karakter,” paparnya.

Dia juga memuji penerapan proses belajar di Pesantren Padanglampe. Apalagi saat ini lebih mengedepankan pada praktik pembentukan karakter. Bukan pada teori semata.

Padanglampe, kata dia, satu praktik memberikan contoh menghidupkan pendidikan karakter. Karena pendidikan karakter bukan diajarkan karena dicontohkan.

“Pendidikan di Padanglampe tidak bersifat teoritis tapi praktik. Ini juga sejalan penerapan merdeka belajar dan kampus merdeka. Karena pendidikan karakter bukan diajarkan karena dicontohkan,” tutur Guru besar UNM itu.

UMI yang dikenal dengan lembaga pendidikan sekaligus lembaga dakwah menyelenggarakan pendidikan karakter berbasis pesantren yang disebut dengan pencerahan qalbu.

“Pendidikan karakter di UMI menjadi bagian dari perwujudan obsesi para pendiri. Ada 4 kompetensi utama. Karakter unggul, penguasaan teknologi, Leadearship dan ketrampilan,” kuncinya. (*)