“Terus terang sejak menjadi TO tahun 2007 lalu. Saya mulai karier dari Wasit bulu tangkis kabupaten sampai skrg, semua TO pastinya bercita-cita untuk bertugas ke Olimpiade. Sebab itu adalah mimpi yang jadi kenyataan,” ungkap Hatta.
“Tidak semua TO pernah bertugas di Kejuaraan Multievent sekelas Olimpiade meskipun itu hanya sekali saja seumur hidupnya sebelum pensiun jadi TO,” sambungnya.
Tidak sampai di situ, kata Hatta, dirinya selama bertugas di Olimpiade sangat senang dan bangga. “Saya bisa melihat budaya orang Jepang khususnya yang sangat berbanding terbalik dengan budaya kita. Meskipun dalam tugas kali ini sangatlah berbeda situasinya sebab kami berada dalam karantina sistem bubble yang diterapkan oleh Japan Olympic Committe. Jarang saya melihat motor berkeliaran di Kota Tokyo bahkan bisa dibilang tidak pernah. Semua orang di sini kebanyakan jalan kaki dan naik sepeda saja beraktifitas, padahal ini ibu kota Negara Jepang loh. Pantas aja di Tokyo tidak ada kemacetan seperti kebanyakan situasi yang terjadi di kota-kota besar yang ada di negara kita,” akunya.
Pria berusia 41 tahun ini mengungkapkan, terpilih untuk bertugas di Olimpiade Tokyo tentunya tidak mudah.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.