Lugas,  cerdas, tangkas  serta santun. Itulah sosok Abdi Asmara yang saya kenal dalam hampir satu dekade terakhir. Saya masih sempat banyak berbincang kala menghadiri Seminar Kemajuan naskah akademik Omnibus Law dan Makassar Incorporate  pada tanggal 29 Juli 2021.

Sebagai pembanding dalam seminar itu, Abdi Asmara banyak memberikan masukan kepada tim pengkaji yang dipimpin oleh Prof Aminuddin Ilmar. Tidak saja kritis konstruktif, Abdi juga  memberikan masukan bahkan berkomitmen untuk mengawal di parlemen daerah (dprd). Karena baginya, politisi yang berlatar belakang keikhlasan dalam mengabdikan diri, selalu berpegang teguh pada kepentingan masyarakat secara luas.

Tidak saja orientasi kepentingan partai atau golongannya sendiri, tapi lebih dari itu, dia ingin lembaga perwakilan rakyat ini ( walaupun hanya di daerah, begitu ucap yang pernah disampaikan ke saya)  memiliki nilai positif di mata rakyat selaku pemilik kedaulatan.

Itu terbukti ketika pertama kali menjadi calon anggota dprd kota Makassar dia “hanya” mendapatkan suara kurang lebih 3000an dan terpilih ketika itu , dengan kinerja yang apik, pendekatan dan selalu menjaga konstituen  di daerah pemilihannya, kemudian pada periode kedua nya, dia merengkuh suara dua kali lipat atau lebih dari 6000an suara.

Pria kelahiran Sengkang, 12 Oktober  1974, tidak serta merta  terjun ke politik tanpa dibekali ilmu. Dia termasuk orang yang haus dengan ilmu pengetahuan, betapa tidak, selain  menyandang gelar sarjana hukum, juga berhasil menyelesaikan pendidikan nya di fakultas  teknik Unhas. Minta baca sangat tinggi.

Ketika, di undang untuk menjadi narasumber, bener bener dia cermati  setiap kata, frase maupun maksud dari narasi. Substansi sangat penting untuk memahami arti dan tujuan. Istilah Makassar-nya, na kutu kutui (teliti dan telisik) dan amat lugas dalam mengurai apa yang dia maksud dan dia inginkan.

Dia, salah satu dari 50 anggota dewan yang pandai berbicara, menguasai soal serta mampu memberikan solusi atas apa yang dia permasalahkan. Namun, dia juga  tidak terlalu “ngotot” ketika adalah hal yang sudah di kompromikan oleh partainya.

Oleh nya itu, dia termasuk anggota dewan yang memiliki banyak kolega. Terlebih, saat dia menerima aspirasi masyarakat. Dia sangat care dan antusias. Menindak lanjuti berupa koordinasi dengan eksekutif. Ada dua hal yang sangat berkesan yang Abdi Asmara tinggalkan untuk para anggota legislatif. Yang akan akan di urai di bawah ini.

Komitmen  dan Konsistensi