“Tidak semua TO pernah bertugas di Kejuaraan Multievent sekelas Olimpiade meskipun itu hanya sekali saja seumur hidupnya sebelum pensiun jadi TO,” sambungnya.
Tidak sampai di situ saja, Hatta, juga menitipkan pesan. Simak selengkapnya.
“Pesan yang bisa saya sampaikan kepada insan olahraga yang ada di Sulsel, khususnya kepada pemerintah daerah provinsi dan KONI provinsi adalah agar lebih memperhatikan atlet-atlet dan para pengadil, juri maupun wasit yang berjuang mengharumkan nama daerah. Mana ada yang tahu kalau ada orang Bugis Makassar yang berprestasi level internasional kalau bukan orang-orang seperti kita pi yang mau merilis biografi mereka,” ucap Hatta.
“Nanti mereka berhasil baru mau diklaim sebagai aset daerah Sulsel. Kan lucu dinda. Selama ini kemana saja saat Kami berjuang sendiri untuk mencapai mimpi kami di level yang lebih tinggi. Iya kan,” sebutnya.
Masih kata Hatta, dirinya selama bertugas di Olimpiade sangat senang dan bangga. “Saya bisa melihat budaya orang Jepang khususnya yang sangat berbanding terbalik dengan budaya kita. Meskipun dalam tugas kali ini sangatlah berbeda situasinya sebab kami berada dalam karantina sistem bubble yang diterapkan oleh Japan Olympic Committe. Jarang saya melihat motor berkeliaran di Kota Tokyo bahkan bisa dibilang tidak pernah. Semua orang di sini kebanyakan jalan kaki dan naik sepeda saja beraktifitas, padahal ini ibu kota Negara Jepang loh. Pantas aja di Tokyo tidak ada kemacetan seperti kebanyakan situasi yang terjadi di kota-kota besar yang ada di negara kita,” akunya.
Pria berusia 41 tahun ini mengungkapkan, terpilih untuk bertugas di Olimpiade Tokyo tentunya tidak mudah.
“Karena kita harus masuk dalam kualifikasi yang telah dipersyaratkan oleh IOC, dan karena saya memegang lisensi BWF International Line Judge, maka saya terpilih untuk bertugas sebagai Line Judge di Olimpiade Tokyo 2020 yang pelaksanaannya pada tahun 2021. Ditunda setahun karena Pandemi Covid 19,” ucap Hatta.
Lanjut Hatta, persyaratan untuk lolos menjadi BWF International Line Judge adalah diusulkan oleh Federasi (PP PBSI), mampu berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris dan mempunyai pengalaman sebagai Badminton Technical Official sebelumnya minimal 5 tahun.
“Pada tahun 2017 saya terpilih menjadi salah satu BWF International Line Judge sampai sekarang,” tuturnya.
Diakui Hatta, Olimpiade Tokyo merupakan Olimpiade pertama untuk dirinya. Sangat berkesan.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.