“Jika petani muda kita berhasil, maka anak muda lainnya tidak lagi tertarik untuk menjadi pegawai honorer,” pungkasnya.

Dikatakan, pembangunan pertanian Bulukumba memang memiliki tantangan yang cukup besar. Kualitas dan produktifitas hasil pertanian Bulukumba masih kalah bersaing dengan daerah lain.

“Bagaimana hasil perkebunan kita bisa bersaing, kalau yang ditawarkan Mangga kacci sama langsat kacci,” kata Andi Utta memberi contoh.

Makanya, pihak pemerintah daerah mendorong adanya program bibit unggul gratis untuk berbagai jenis komoditas. Program bibit unggul ini akan dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh desa kelurahan, sehingga tidak ada lahan yang menganggur. Hasilnya 3 sampai 5 tahun ke depan, Bulukumba akan menjadi sentra hasil perkebunan yang berkualitas.

Sementara itu, Direktur I Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, Kartini Eka Sari yang hadir di forum tersebut mengungkapkan tujuan dari program YESS ini untuk regenerasi petani. Dari jumlah petani di Indonesia saat ini, hanya 8 persen petani muda, sehingga Kementerian Pertanian melalui Program YESS mendorong lahirnya petani-petani baru dengan kapasitas dan kualitas yang lebih baik dari petani saat ini.

Target Kementerian Pertanian pada program ini adalah mencetak 320 ribu petani muda pedesaan di Indonesia.

Dikatakan Bulukumba akan menjadi menjadi pilot projek Program YESS pada tingkat internasional. Indikatornya karena Bulukumba telah memenuhi target dalam jumlah CPM-nya.

“Kita patut berbangga bahwa Bulukumba tidak hanya menjadi percontohan di Indonesia saja, tapi Bulukumba menjadi percontohan kepada negara lain dalam hal mencetak petani muda,” Kartini menambahkan.

Atas capaian itu, pihak Polbangtan pada kesempatan tersebut memberikan penghargaan kepada Bupati Bulukumba atas dukungan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program YESS di Kabupaten Bulukumba.