Semangat Empowering Indonesia bukan sekadar jargon. Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menunjukkan kontribusi nyata untuk Indonesia.
PERTUMBUHAN penduduk Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia menembus di angka 278,69 juta jiwa hingga pertengahan 2023.
Jumlah penduduk tersebut bagi Indonesia, bukan semata luasnya peluang pasar, tetapi harus disadari besar pula tantangan yang akan dihadapi.
PT Indosat Ooredoo menyadari hal itu. Sebagai salah satu perusahaan jasa telekomunikasi dan jaringan di Indonesia, Indosat ikut menyumbangkan kontribusi pentingnya bagi Bumi Pertiwi.
Sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia, tak ayal menjadikan pengguna media sosial (Medsos) di Indonesia juga tidak sedikit.
Sebagai perusahaan telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia, IOH bukan saja fokus menghadirkan jaringan telekomunikasi andal yang menjangkau seluruh pelosok negeri, tetapi IOH juga menyadari adanya tanggung jawab untuk ikut berkontribusi mewujudkan literasi digital yang sehat.
AVP Social Media Strategist IOH, Aziman Fadhli mengungkapkan, kurang lebih 167 juta atau 60,4 persen penduduk Indonesia merupakan pengguna Medsos.
IOH melihat tingginya angka pengguna Medsos di Indonesia menghadirkan tantangan internet dan digital yang mengintai bagi pengguna. Khususnya bagi warga Indonesia.
Mulai dari penyebaran hoaks, judi, jeratan pinjaman online ilegal, dilema AI, hingga rentannya keamanan pribadi. Termasuk ujaran kebencian di dunia maya.

Berdasarkan data digitalsociety.id mengungkapkan, dari penelitian kepada 1.895 siswa terkait kasus perundungan siber (cyberbullying), terdapat 45,35 persen yang mengaku sebagai korban.
Bukan hanya itu, dari penelitian digitalsociety.id juga menguak fakta mencengangkan bahwa sebanyak 38,41 persen mengaku sebagai pelaku. Miris.
Olehnya itu, IOH menggandeng Narasi berkolaborasi menangkal efek negatif yang ditimbulkan ujaran kebencian di dunia maya melalui Medsos bagi generasi di Indonesia.
“Karena efek dari hate speech ini mengganggu, membuat ketidakstabilan emosi, memicu asumsi negatif, dan menjadi faktor bullying,” kata Aziman saat kegiatan Roadshow Festival Film Pendek Save Our Socmed (SOS) 2023 Goes to Campus di Auditorium LPPM Universitas Hasanuddin, Rabu (15/11/2023).
Berangkat dari keresahan itu, Indosat bekerjasama Narasi menyelenggarakan Festival Film Pendek SOS 2023. Program ini telah sukses terselenggara sejak 2021 hingga sekarang.
“Ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial (CSR) Indosat di pilar Pendidikan Digital,” kata Aziman.
Kompetisi pembuatan film pendek buah kolaborasi Indosat bersama Narasi bertujuan menginspirasi anak muda Tanah Air agar bijak dalam menggunakan medsos sekaligus meningkatkan dan mewujudkan literasi digital sehat.
Misi pelaksanaan Festival Film Pendek SOS 2023 mengampanyekan anti ujaran kebencian. Hal ini sejalan dengan tema yang diusung “Bicara Baik di Digital, Hindari Emosi Tanpa Substansi”.
Tidak tanggung-tanggung, Indosat menggelontorkan anggaran setengah miliar rupiah untuk menyukseskan gerakan berisikan kampanye positif IOH.
“Total hadiah yang disiapkan untuk pemenang Festival Film Pendek SOS 2023 sebanyak Rp500 juta,” sebut Aziman.
Gelaran adu kreatifitas generasi muda ini berlangsung sejak pendaftaran dibuka pada 26 Oktober 2023 hingga pengumuman pemenang pada Februari 2024 mendatang.
Lebih lanjut, Azim memaparkan bahwa program CSR yang digaungkan Indosat ada berbagai macam. Lebih kepada pemberdayaan masyarakat hingga pelestarian lingkungan.
“CSR Indosat ada juga berupa pelatihan coding bagi pemula ujungnya bisa dipakai bekerja, lalu pemberdayaan perempuan digital, dan pelestarian mangrove di pesisir Timur Indonesia,” paparnya.
Sementara itu, Group Account Manager Narasi, Ghinar Panigoro menuturkan, sekitar 70 persen netizen mendapatkan informasi baru yang diperoleh dari media sosial.
Melalui Festival Film Pendek bersama Indosat, kata Ghinar Narasi berupaya menginspirasi masyarakat Indonesia melalui konten yang menggerakkan anak muda untuk melakukan hal positif.
“Dengan film jadi media penyampai pesan positif dan upaya menekan penyebaran ujaran kebencian,” sebutnya.
Adapun Founder Narasi, Najwa Shihab berujar, inisiatif Indosat menyelenggarakan Festival Film Pendek SOS 2023 patut didukung.
“Sebagai kawan kolaborasi, kami punya semangat serupa, melawan penyebaran ujaran kebencian. Apalagi, kita sudah memasuki hari-hari jelang pesta demokrasi yang rentan menjadi lahan subur ulah tingkah informasi yang memecah belah. Lewat film-film pendek ini,” ucap Najwa.
“Kami berharap dapat memberikan suara dan gagasan yang dibutuhkan tentang kesetaraan, toleransi, dan perdamaian,” sambungnya.
Sejahterakan Indonesia dari Desa
Indosat membukukan catatan positif berupa total pendapatan Rp24,7 triliun pada semester I 2023 atau meningkat 10 persen dibanding tahun lalu (Year-on-Year, YoY).
Besarnya total pendapatan yang diperoleh Indosat ini disadari tidak akan bertahan lama tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya, bagaimana Indosat turut berkontribusi mensejahterakan warga Indonesia.
Bekerja di Tanah Air, Indosat memahami pentingnya ikut andil dalam upaya mendorong penguatan ekonomi Indonesia. Caranya, mensejahterakan warga mulai dari desa.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengungkapkan, pencapaian tersebut merupakan hasil kerja keras yang didukung oleh para mitra dan pemegang saham, dalam mencapai tujuan bersama yaitu memberdayakan Indonesia.

“IOH ingin terus menjadi kolaborator utama dalam mempercepat transformasi digital Indonesia untuk membuka peluang tanpa batas dan memaksimalkan potensi yang ada di masyarakat,” sebut Vikram, beberapa waktu lalu.
Pemberdayaan yang dilakukan IOH melalui program Desa Digital IM3, moncer. Pendapatan warga mengalami peningkatan signifikan. Tembus 50 persen.
Hal itu dirasakan langsung Djamaluddin Jafar Daeng Nassa, warga Manongkoki, Kabupaten Takalar, setelah mengikuti program Desa Digital IM3.
Program Desa Digital IM3 ini dihadirkan IOH melalui brand IM3 untuk memberdayakan warga, terutama yang memiliki usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Manongkoki merupakan salah satu wilayah Kabupaten Takalar yang sudah dikenal sebagai tempat penghasil kerajinan mebel.
Untuk sampai ke daerah tersebut, tidak sulit. Jaraknya dari Kota Makassar ke Manongkoki kurang lebih sekitar 35 Km. Bisa diakses melalui roda dua maupun roda empat.
Daeng Nassa merupakan satu dari sekian warga Manongkoki yang mendapatkan kesempatan mengikuti program Desa Digital IM3.
Pria berusia 41 tahun tersebut bercerita, pada program Desa Digital IM3, dia dan warga Manongkoki lainnya mengikuti pelatihan. Mulai dari pemanfaatan media sosial, digital marketing, Indosat IDE Academy, jurnalistik dasar, fotografi, hingga videografi.
Program Desa Digital IM3 bagi warga Manongkoki sangat dirasakan manfaatnya.
Pasalnya, sebelum adanya Program Desa Digital IM3, pendapatan Daeng Nassa dalam sebulan sekitar Rp2 juta.
Namun setelah mengikuti Program Desa Digital IM3, diakui Daeng Nassa, pendapatannya, mengalami peningkatan. Bahkan naik hingga 50 persen.
“Sempat menembus Rp3 juta (pendapatan, red),” kata Daeng Nassa, Sabtu (14/10/2023).
Diakui Daeng Nassa, ada pengalaman berbeda yang diberikan Indosat kepada dirinya dalam berinteraksi dunia digital sehingga mampu merasakan manfaat luar biasa dari Program Desa Digital IM3. (Muhammad Ashri Samad)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.