BONEPOS.COM – Berpuasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam.
Agar ibadah puasa sah, maka harus diawali dengan membaca niat sebelum waktu fajar atau Imsak tiba.
Dalam Islam, puasa di bulan Ramadhan memiliki ketetapan hukum wajib. Artinya, setiap umat Muslim yang mampu wajib menjalankan ibadah puasa.
Puasa sendiri dilakukan dengan menahan lapar dan hawa nafsu sejak matahari terbit hingga tenggelam.
Umat Muslim juga bisa meningkatkan amalan di bulan Ramadhan dengan memperbanyak ibadah sunah.
Puasa akan selalu didahului oleh pembacaan niat dan sahur. Niat bisa dibacakan setelah salat tarawih atau kapan pun asal sebelum sahur di dini hari.
Sayangnya, beberapa hal bisa saja membuat Anda lupa terbangun untuk sahur atau membacakan niat puasa.
Namun, bagaimana jika lupa membaca niat puasa? Apakah ibadah puasa dianggap tidak sah dan puasa harus dibayar di waktu lain?
Terdapat beberapa kesunahan dalam ibadah puasa. Apabila kesunahan itu dikerjakan, Anda akan mendapatkan kebaikan dan keutamaan.
Tapi, jika tak dikerjakan pun sebenarnya tak masalah. Hanya saja, Anda tak akan mendapatkan keutamaan yang lebih.
Mengutip NU Online, sahur sendiri merupakan salah satu sunah dalam puasa. Sahur menjadi bentuk itba atau mengikuti apa yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Rasulullah pernah bersabda:
“Sahur-lah kalian, karena dalam sahur tersebut terdapat keberkahan.”
Dengan sifatnya yang sunah, maka sebenarnya tak jadi masalah jika sahur tak dikerjakan. Melewatkan sahur juga tak akan membatalkan puasa.
Namun, hal berbeda jika Anda lupa sahur sekaligus tak sempat mengucapkan niat puasa.
Misalnya, Anda lupa terbangun untuk sahur dan tak sempat mengucapkan niat puasa usai salat tarawih di malam sebelumnya.
Sebagaimana ibadah dalam Islam lainnya, puasa Ramadhan wajib didahului dengan ucapan niat. Niat sendiri merupakan itikad tanpa ragu untuk melakukan sesuatu.
Mengutip NU Online, meski niat adalah urusan hati, namun melafalkannya (tallafudh) bakal membantu seseorang menegaskan tekadnya.
Tallafudh sendiri berguna dalam memantapkan itikad melalui bacaan.
Sah atau tidaknya puasa Ramadhan tak terlepas dari ada atau tidak adanya niat. Hal ini sebagaimana tercantum dalam sebuah hadis berikut:
“Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Berdasarkan dari hadis di atas, sangat jelas bahwa puasa menjadi tidak sah jika tidak dibarengi oleh pembacaan niat pada malam hari.
Demikian penjelasan mengenai apakah boleh puasa tanpa niat dan sahur. Semoga bermanfaat. (*)
Tinggalkan Balasan