BONEPOS.COM, BONE – Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bone 2024, kian memanas, kabar terkait kemungkinan dua pasang calon atau ‘head to head’ mulai dimunculkan oleh sejumlah pihak.

Pengamat politik lokal Sulawesi Selatan Andi Henra Wijaya mengatakan, bahwa saat ini peluang munculnya dua poros pasangan calon pada Pilkada Bone sangat mungkin terjadi.

Meski demikian, untuk membuat dua poros di Pilkada Bone tentu bukan hal yang mudah, pasalnya membutuhkan ongkos politik yang besar untuk mewujudkannya.

“Peluang ini (Haed to head) bisa terjadi di Bone. Namun tentunya membutuhkan ongkos besar dan yang pastinya membutuhkan persetujuan elit di Jakarta,” kata Henra kepada Bonepos.com, Senin (22/7/2024).

Henra menyebut, peluang tiga poros juga tidak menutup kemungkinan terjadi, pasalnya masih ada empat partai dengan jumlah kursi terbanyak belum menentukan sikap politiknya.

Diantaranya Partai Gerindra sebagai pemenang di Bone dengan 8 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7 kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 6 kursi dan Partai Golkar 6 kursi.

Akademisi UGM ini menyebut, bahwa dalam sepekan kedepan bakal terlihat peluang terbentuknya dua atau tiga poros dalam Pilkada Bone.

“Sikap tiga empat partai peraih suara dominan ini akan menjadi penentu terbentuknya dua atau tiga poros koalisi di Pilkada Bone nantinya,” ungkapnya.

Lanjut Henra, bahwa ada beberapa variabel penentu terbentuknya poros-poros dalam Pilkada Bone, salah satunya ditentukan oleh koalisi masing-masing partai politik.

“Selain koalisi, tentunya modal yang dimiliki pasangan calon, komposisi calon, peluang sosiologis dan geopolitik. Ini menjadi variabel yang sangat penting dalam menetukan poros,” jelasnya.

Henra mengungkapkan, bahwa sampai saat ini jumlah bakal calon Bupati di Pilkada Bone masih berkutat pada empat orang saja. Sejauh ini juga kata dia, belum ada calon yang mendeklarasikan pasangan.

“Sejauh ini kita lihat ya ada Andi Asman Sulaiman, Andi Rio Idris Padjalangi, Yasir Machmud dan Andi Islamuddin. Namun mereka ini belum menentukan pasangan calon wakilnya siapa,” ujarnya.

Selain itu, dari empat kandidat tersebut, belum ada satupun yang memenuhi syarat kursi untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sejauh ini mereka masih gencar melakukan lobi politik ditingkat pusat.

“Situasi akan ditentukan oleh rekom Gerindra. Itu akan menjadi trigger yang memberikan efek kejut apakah akan mengusung kadernya sendiri atau dari eksternal,” jelasnya.

Baca Selanjutnya di halaman berikut