BONEPOS.COM, MAKASSAR –  Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak di 24 Kabupaten Kota se Sulsel mendapat apresiasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Apalagi, GPM yang diluncurkan Penjabat Gubernur Sulsel Prof Fadjry Djufry ini merupakan yang pertama dilaksanakan tahun ini di Indonesia.

Peluncuran GPM dilaksanakan di pelataran Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, di Jalan Ir Ratulangi, Makassar, Selasa, 14 Januari 2025. Ketua Tim Pokja Stabilisasi Pasokan Pangan, Badan Pangan Nasional, Yudhi Harsatriadi Sandyatma mengatakan, GPM ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di Indonesia di tahun 2025.

“Kegiatan Gerakan Pangan Murah ini memang pertama kali di seluruh Indonesia (di tahun 2025). Kebetulan kami juga sebagai penanggung jawab kegiatan di Badan Pangan Nasional mengapresiasi apa yang sudah dilakukan teman-teman di Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan,” ucapnya.

Menurutnya, Sulsel adalah salah satu provinsi terbaik di Indonesia yang menggelar GPM dengan indikator penghargaan yang telah diberikan Bapanas di tahun 2024 kepada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel atas pelaksanaan GPM.

Dengan begitu, Ia berharap agar Sulsel dapat menjadi pionir bagi provinsi lainnya di Indonesia di tahun 2025 ini untuk bisa segera menggelar kegiatan yang sama. Mengingat, dalam beberapa waktu kedepan akan ada pelaksanaan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

“Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi yang terbaik. Indikatornya di tahun 2024 kami berikan (penghargaan) sebagai GPM Inovasi Terbaik di seluruh Indonesia, dan di Sulawesi Selatan adalah nomor satu di Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai informasi, kata Yudhi, di tahun 2024 kegiatan GPM di Indonesia sudah dilaksanakan sebanyak 9547 kali di 38 Provinsi dan 480 Kabupaten Kota. Sehingga, Ia pun mendorong kepada seluruh provinsi dan di 514 kabupaten kota untuk bisa melaksanakan kegiatan yang sama.

“Nah untuk kali ini, kita dorong untuk semua kabupaten/kota di 514 (kabupaten/kota) seyogyanya bisa melaksanakan itu semua, karena di tahun sebelumnya kita hanya melaksanakan di 480 (kabupaten/kota). Tetapi kita utamanya adalah di kabupaten/kota barometer inflasi yang ada 150 IHK (Indeks Harga Konsumen),” ujarnya.

Dalam rangka stabilisasi harga pangan dan pengendalian inflasi, lanjutnya, selain GPM Bapanas juga dorong program Kios Pangan yang outletnya berada di pemukiman masyarakat. Kios Pangan ini merupakan outlet yang menjual sembilan bahan pokok dengan harga yang lebih murah.

“Kalau Kios Pangan ini, outlet pangan yang ada di pemukiman-pemukiman masyarakat. Seperti apa itu? Misalnya, rumah pangan kita yang dimiliki Bulog. Kemudian (ada) Toko Pengendali Inflasi yang ada di beberapa kabupaten/kota. Kemudian toko kelontong yang kita gandeng dengan masyarakat, itu adalah bagian dari kios pangan, kita menjual sembilan bahan pangan pokok disitu. Kita jual dengan dibawah harga pasar karena kita direct langsung dari produsen distributor sehingga memangkas rantai pasok,” urainya.
Baca selengkapnya di halaman berikut