Cegah Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Pemkab Bone Kolaborasikan Lintas OPD

Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasluddin buka rapat koordinasi peninjauan masalah stunting dan kemiskinan di Kantor Kecamatan Ajangale. (Foto HO)

BONEPOS.COM, BONE – Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasluddin bersama Wakil Ketua TP PKK Damayanti A. Akmal membuka rapat koordinasi dalam rangka peninjauan masalah stunting dan kemiskinan di Kantor Kecamatan Ajangale, Rabu (11/6/2025).

Akmal mengatakan, Kecamatan Ajangale merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bone yang memiliki tingkat stunting yang tinggi. Makanya diperlukan evaluasi untuk menurunkan angka ini.

“Makannya kita langsung turun ke lapangan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab tingkat stunting dan kemiskinan di Kecamatan Ajangale cukup tinggi,” kata Akmal.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Yusuf Tolo mengatakan, penanganan stunting di daerah ini merupakan tanggung jawab bersama.

Berdasarkan hasil pengukuran di Posyandu melalui antropometri (pengukuran aspek fisik) manusia, dilihat bahwa hasilnya cukup tinggi.

Peran pemeritah setempat sangat diperlukan agar sasaran masyarakat ke posyandu bisa dicapai.

“Keterlibatan masyarakat, termasuk keluarga, tenaga kesehatan, dan komunitas, juga sangat krusial untuk memastikan keberhasilan program pencegahan stunting. Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting juga perlu ditingkatkan,” tuturnya.

Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga, stunting dapat dicegah dan generasi mendatang dapat tumbuh sehat danĀ optimal.

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, A. Aswat mengatakan, penurunan stunting sangat penting dan multi dimensi.

Melalui program-program yang dijalankan, dinas ini berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak yang optimal dan mencegah stunting.

Keberhasilan upaya penurunan stunting membutuhkan kerja sama dan koordinasi lintas sektor.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Andi Fajaruddin menyampaikan, bahwa peran Dinas Pendidikan dalam penurunan stunting bersifat komplementer dan mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial.

Dengan mengintegrasikan edukasi gizi dan kesehatan ke dalam kurikulum dan kegiatan sekolah, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak, Dinas Pendidikan dapat berkontribusi signifikan dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting.

Sekolah dapat berperan dalam deteksi dini kasus stunting melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala.

Data yang diperoleh dapat dilaporkan kepada pihak terkait untuk mendapatkan intervensi yang tepat.

“Kolaborasi dengan petugas kesehatan sekolah sangat penting dalam hal ini,” kata Fajar.

Kepala Dinas Sosial A. Mappangara menjelaskan, berdasarkan data, jumlah penduduk miskin di Kecamatan Ajangale mencapai 7.580 jiwa. Dari data tersebut terdapat miskin ekstrem sebanyak 4.754 jiwa.

Dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) data induk yang digunakan oleh pemerintah untuk mendata masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial, termasuk program BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI) pada kecamatan Ajangale sebanyak 12.428 jiwa.

(*)