‘Zonk’, 1 Dekade Tafaddal Plus 4 Bulan BerAmal Nihil Kontribusi ke Padang Lampe

Kolase foto akses jalan menuju Dusun Padang Lampe, Desa Tenripakkua, Kecamatan Lappariaja. (Foto: Dok. Bonepos.com)

BONEPOS.COM, BONE – Dusun Padang Lampe, Desa Tenripakkua, Kecamatan Lappariaja, begitu tertinggal. Tak ada aspal, jembatan tradisional sudah runtuh.

Tempo hari, 1 dekade yang lalu, masyarakat Dusun Padang Lampe menyambut antusias kepemimpinan pertama Andi Fahsar Padjalangi-Ambo Dalle.

Pembangunan infrastruktur begitu didambakan masyarakat di ufuk barat Kabupaten Bone ini. Namun sampai berakhir masa jabatan Tafaddal jilid II, tak ada perkembangan sama sekali.

Namun telah berlalu pemimpin-pemimpin, caleg-caleg dengan janji kampanyenya. Tak ada perkembangan siginifikan di kampung ini.

Harapan besar kini disandarkan kepada pemimpin baru. Andi Asman Sulaiman-Andi Akmal Pasluddin (BerAmal).

Bonepos.com mencatat, sudah sekira 4 bulan BerAmal menyambung estafet pemerintahan dari Tafaddal. Belum ada tanda-tanda perkembangan. Yang ada masyarakat yang beranjak merantau karena sulit lapangan kerja.

Dusun ini merupakan salah satu dusun paling tertinggal di Lappariaja.

Kampung ini belum memiliki infsatruktur jalan yang memadai. Tak ada aspal, tak ada jembatan permanen.

Jembatan gantung sebagai alternatif kerap kali membuat masarakat celaka. Jembatan semi permanen sudah runtuh.

Dusun ini dikelilingi sungai. Saat banjir melanda, tak ada lagi jalan menuju ibu kota kampung. Masyarakat terisolir. Kebutuhan pokok sehari-hari mengandalkan stok lama.

Sejak penjajah hengkang, masyarakatnya belum pernah merasakan jalan mulus. Musim kemarau jalan mengeras karena bebetuan.

Saat hujan, jalan becek. Kadang-kadang gas kendaraan dipacu namun tak meninggalkan tempat sama sekali.

Bukan batubara, nikel apalagi emas dari hasil pertambangan. Wilayah ini mengandalkan hasil persawahan dan perkebunan. Beras hingga sukun.

Pemuda setempat, Juma sapaan akrabnya. Berkeluh kesah dengan bonepos.com pada Sabtu (5/7/2025).

Juma menceritakan, bahwa ketika air meluap di sungai, maka hasil bumi tak bisa dijual di luar kampung. Tak ada akses untuk keluar.

Masyarakat Padang Lampe kata Juma, sangat mengharapkan perbaikan infstrukur di kampungnya.

“Padang Lampe ini wilayah Bone juga, bukan daerah lain. Kenapa tidak pernah diperhatikan kasihan,” gerutunya.

Juma mengungkapkan, bahwa ketika pesta demokrasi dihelat, hiruk pikuk politik menggema di seluruh kampung. Anak-anak, anak muda hingga orang tua antusias berbicara politik.

Informasi tentang janji-janji program viral. Emak-emak juga begitu antusias. Antusiasme itu tak lain dan tak bukan kepada harapan untuk perkembangan kampung.

“Tapi sudah berlalu pemimpin-pemimpin, sudah berlalu caleg-caleg, sudah berlalu pilkades demi pilkades, zonk. Kosong, tidak ada yang berubah,” sesalnya.

“Kalau ada pembangunan itu dari desa. Itupun cuma pengerasan jalan, paving blok, dana desa terbatas,” imbuhnya.

(*)