“Nelayan yang tergabung dalam sebuah kelompok usaha, akan berkesempatan besar dalam menerima bantuan pemerintah. Kondisi ini selain melatih para nelayan dalam berorganisasi, bekerjasama juga akan menjadikan kelompok nelayan ini akan memiliki skala besar yang sedapat mungkin akan setara dengan perusahaan dalam skala menengah,” tutur Akmal.

Politikus PKS ini selain berdialog dengan kelompok nelayan, juga sekaligus memberikan pelatihan penanganan ikan. Kegiatan ini ia lakukan di berbagai lokasi, kecamatan-kecamatan sentra perikanan secara serempak. Dengan fasilitas kegiatan secara daring yang sedang tren saat ini, memungkinkan peserta mengikuti kegiatan pada tempat berbeda-beda dengan lokasi berjauhan.

Bahkan, tambah AAP, pelatihan penangan ikan bisa juga dilakukan di atas kapal. Sebagai contoh adalah pelatihan penanganan ikan di atas kapal diselenggarakan dua hari, Jumat-Sabtu (16-17/10/2020) dan diikuti oleh 75 nelayan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Bahkan, lanjutnya lagi, mengusung konsep semi blended, nelayan diberikan materi secara online dan mempraktikkan di lapangan dengan pendampingan penyuluh. Sementara pelatihan tuna roll digelar secara daring pada Jumat (16/10/2020) dan diikuti oleh 2. 617 peserta dari 34 provisi di Indonesia.

“Saya berharap, ada peningkatan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan adanya kegiatan seperti ini. Di tengah wabah Covid-19, produk olahan dari ikan bisa dikonsumsi atau bahkan dijual untuk membantu perekonomian keluarga”, kunci Andi Akmal Pasluddin. (ril)